Rabu, 07 Januari 2009

> SEJARAH LM3

(LEMBAGA MANDIRI MENGAKAR DI MASYARAKAT)


Lembaga Mandiri Mengakar di Masyarakat (LM3) adalah lembaga mendiri yang tumbuh dan berkembang di masyarat dengan kegiatan peningkatan gerakan moral melalui kegiatan pendidikan dan keterampilan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Program pegembangan LM3 adalah suatu upaya pemberdayaan SDM dan penguatan kelembagaan, khususnya kelembagaan keagamaan (pesantren, greja, pura, dll) di bidang usaha agribisnis yang berada di LM3. Program ini mulai dikelola oleh BPSDMP pada tahun 2006. Persyaratan yang harus dimiliki LM3 terpilih untuk mendapat mengikuti program ini adalah memiliki potensi sumberdaya yang mengdukung, sudah memiliki embrio usaha agribisnis dan mempunyai kemauan untuk mengembangkan agribisnis. Melalui program pengembangan LM3 ini, diharapkan akan tumbuh usaha agribisnis yang berdaya saing di LM3 sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat di sekitar lokasi LM3. Output yang diharapkan dari pelaksanaan program ini adalah :

1. Tumbuhnya kesadaran LM3 dalam pengembangan usaha agribisnis di lembaganya
2. Dimanfaatkannya lahan/sumberdaya alam bagi peningkatan usaha dan pendapatan
3. Tumbuhnya kepedulian untuk mengembangkan usaha agribisnis pada masyarakat di sekitar wilayah LM3
4. Tersusunnya desain metodologi untuk pengembangan usaha agribisnis LM3

Indikator keberhasilan program ini meliputi:

1. Peningkatan usaha agribisnis di LM3
2. Peningkatan kelembagaan ekonomi di LM3
3. Peningkatan jejaring kerjasama usaha antar LM3 dan stakeholder lainnya
4. Peningkatan peran masyarakat di sekitara LM3 dalam pengembangan agribisnis
5. Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat

Ruang lingkup kegiatan LM3 mencakup identifikasi dan seleksi LM3, pemberdayaan SDM, penguatan kelembagaan usaha LM3, pengembangan LM3 model, pengembangan jejaring kerjasama (silahturahmi nasional), pembinaan, koordinasi, supervisi, monitoring, evaluasi dan pelaporan. Pemberdayaan SDM Lm3 dilakukan untuk meningkatkan kemampuan, kapasitas dan wawasan SDM pengelola LM3 melalui kegiatan-kegiatan pelatihan, magang, sekolah lapang, studi banding dan pendampingan. Materi pemberdayaan SDM LM3 meliputi kewirausahaan (entrepreneurship), administrasi dan manajemen (perencanaan, produksi dan pemasaran), serta teknis pertanian Penguatan kelembagaan usaha LM3 dilakukan untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan usaha LM3 melalui inkubasi usaha, dan pengembangan jenjang kerjasama (silaturahmi nasional). Tahap awal kegiatan ini dilakukan dengan pengembangan LM3 model kedalam 3 jenis model, yaitu:

1. LM3 Model untuk pengembangan SDM Pertanian yang difasilitasi agar dapat menjadi teladan dan menjadi pusat informasi dan pembelajaran dalam pengembangan agribisnis bagi LM3 lain dan masyarakat sekitarnya
2. LM3 Model usaha agribisnis yang difasilitasi bantuan sarana prasarana usaha agribisnis dan pemberdayaan SDM serta penguatan kelembagaan usaha LM3
3. LM3 Model usaha agribisnis perkebunan yang difasilitasi bantuan sarana prasarana usaha agribisnis (usaha perkebunan) dan pemberdayaan SDM seta pwnguatan kelembagaan usaha LM3


TENTANG LM3
Sentuhan Departemen Pertanian terhadap LM3 berawal pada tahun 1991 dengan diterbitkannya Surat Keputusan Bersama Menteri Pertanian dan Menteri Agama No. 346/1991 dan No. 94/1991. Mulanya LM3 yang difasilitasi adalah lembaga-lembaga Pondok Pesantren, dengan sasaran berkembangnya usaha agribisnis di masing-masing pondok pesantren.
Pembinaan LM3 oleh Departemen Pertanian lebih dikembangkan lagi sejak tahun 1997, yaitu dengan diterbitkannya Surat Menteri Dalam Negeri No. 412.25/1141/PMD tangal 21 Oktober 1996 dan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 555/Kpts/OT.210/6/97 serta Surat Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian No. RC.220/720/B/VI/1998 tentang Pengembangan Agribisnis LM3.

KRITERIA
LM3 terpilih yang akan menjadi sasaran peserta pemberdayan dan pengembangan usaha adalah LM3 berbasis keagamaan dan berwawasan agribisnis yang mempunyai kendala permodalan untuk menjalankan usahanya dibidang pertanian. Guna memperoleh manfaat secara luas, maka penetapan LM3 terpilih berdasarkan atas beberapa kriteria, yaitu:
1.Umum, 2.Administrasi, 3.Teknis 4.Kompetensi.

Penetapan LM3 terpilih melalui proses pemilihan yang dilakukan oleh Dinas lingkup Pertanian terkait Kabupaten/Kota, BBDA/BDA, Tim Pemberdayaan dan Pengembangan Usaha LM3 Pusat serta KPA. Proses pemilihan dilakukan secara transparan atas dasar hasil identifikasi yang berpedoman pada kriteria yang ditetapkan, hasil kajian lapang dan proposal/ rencana usaha LM3.
Kriteria Umum LM3 terpilih program pemberdayaan dan pengembangan usaha sebegai berikut :
LM3 yang pernah mendapat bantuan usaha agribisnis;
1. LM3 yang belum pernah mendapat bantuan usaha agribisnis;
2. LM3 yang merencanakan mengembangkan usaha agribisnis dan layak secara teknis, sosial serta ekonomis;
3. LM3 akan dikembangkan di 33 propinsi dan menca,kup semua agama.
Kriteria Administrasi LM3 terpilih program pemberdayaan dan pengembangan usaha agribisnis antara lain:1. Mempunyai akta pendirian2. Mempunyai rekening LM3 tersendiri3. Mempunyai nama dan alamat yang jelas.4. Diusulkan dan disetujui oleh Pemerintah Daerah (Propinsi/kabupaten/Kota )5. Mempunyai proposal/kelayakan usaha, Rencana Usaha LM3, Perjanjian Kerjasama KPA dan LM3
Kriteria Teknis LM3 terpilih program pemberdayaan dan pengembangan usaha agribisnis sebagai berikut :
1. Mempunyai bidang usaha agribisnis
2. Mempunyai lahan usaha yang layak untuk pengembangan agribisnis
3. Kelayakan usaha
4. Jumlah santi/siswa/anggota/warga binaan lebih dari 100 orang
5. Memiliki modal usaha, sarana/prasarana dan jejaring kerjasama dengan masyarakat sekitar.
6. Memiliki SDM yang menangani agribisnis

Kriteria Kompetensi LM3 terpilih program pemberdayaan dan pengembangan usaha agribisnis sebagai berikut :
1. Mempunyai unit usaha agribisnis atau berminat untuk mengembangkan usaha agribisnis;
2. Mempunyai kompetensi untuk menerima dan mengembangkan inovasi dan IPTEK;
3. Memiliki wawasan dan pengetahuan tentang agribisnis;
4. Memiliki tanggung jawab terhadap keberhasilan program;
5. Memiliki kemampuan berbisnis/berusaha






Prosedur Pemilihan LM3 Terpilih
Peserta pemberdayaan dan pengembangan usaha LM3 dipilih berdasarkan hasil identifikasi lokasi dan analisis potensi sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan yang meliputi aspek; sumberdaya alam, sumberdaya fisik, sumberdaya sosial dan sumberdaya keuangan.
Pemilihan pertama dilakukan oleh BBDA/BDA dan Dinas lingkup Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota dengan melakukan evaluasi terhadap LM3, hasil seleksi menjadi LM3 usulan. Selanjutnya LM3 usulan di seleksi oleh Tim Pusat dengan melakukan validasi dan verifikasi ke Propinsi/ Kabupaten/ Kota, hasil kajian lapangan dan dana yang tersedia dalam DIPA, proposal dari LM3. Dari hasil ini ditetapkan calon LM3 terpilih dan diusulkan kepada Pimpinan Eselon I/KPA. Selanjutnya KPA melakukan verifikasi administrasi dan bila disetujui, maka diterbitkan Surat Keputusan KPA penanggung jawab program, sebagai LM3 terpilih.
LM3 terpilih diumumkan/disosialisasikan kepada masyarakat luas oleh Tim Pusat dan Dinas lingkup Pertanian Propinsi/Kabupaten/Kota/BBDA/BDA melalui media massa/ cetak /elektronik atau media komunikasi lainnya.
Proposal/rencana usaha setidaknya memuat: diskripsi usaha LM3 saat ini, sumberdaya dan sarana yang telah dimiliki LM3, potensi yang dapat dikembangkan, rencana usaha yang akan dilakukan, kelayakan rencana usaha dan prospek pasarnya, serta besarnya anggaran untuk pengembangan usaha LM3. Proposal ditanda tangani oleh Ketua LM3 dan diketahui oleh Tim Teknik Kabupaten/Kota/Balai Besar Diklat Agribisnis/Balai Diklat Agribisnis (BBDA/BDA), kemudian disampaikan ke Eselon I terkait.





DATA LM 3
Rekapitulasi Total LM3 2007
Pilih Tahun...- Semua -2004200520062007
Download Excel


No.
Propinsi
Jumlah Lembaga
Besar Bantuan
Tahun


Ditjen PPHP
BPSDMP
Lainnya



1
BALI
13 Organisasi
Rp 1.214.900.000
Rp 0
Rp 0
2007


2
BANTEN
6 Organisasi
Rp 857.200.000
Rp 0
Rp 0
2007


3
BENGKULU
3 Organisasi
Rp 302.600.000
Rp 0
Rp 0
2007


4
DI YOGYAKARTA
6 Organisasi
Rp 587.374.000
Rp 0
Rp 0
2007


5
DKI JAKARTA
3 Organisasi
Rp 1.025.530.000
Rp 0
Rp 0
2007


6
JAMBI
1 Organisasi
Rp 129.100.000
Rp 0
Rp 0
2007


7
JAWA BARAT
32 Organisasi
Rp 4.925.531.000
Rp 0
Rp 0
2007


8
JAWA TENGAH
23 Organisasi
Rp 2.656.362.500
Rp 0
Rp 0
2007


9
JAWA TIMUR
31 Organisasi
Rp 3.486.830.000
Rp 0
Rp 0
2007


10
KALIMANTAN BARAT
4 Organisasi
Rp 446.800.000
Rp 0
Rp 0
2007


11
KALIMANTAN SELATAN
5 Organisasi
Rp 562.750.000
Rp 0
Rp 0
2007


12
KALIMANTAN TENGAH
2 Organisasi
Rp 168.080.000
Rp 0
Rp 0
2007


13
LAMPUNG
5 Organisasi
Rp 592.800.000
Rp 0
Rp 0
2007


14
NANGGROE ACEH DARUSSALAM
2 Organisasi
Rp 230.400.000
Rp 0
Rp 0
2007


15
NUSA TENGGARA BARAT
7 Organisasi
Rp 743.190.000
Rp 0
Rp 0
2007


16
NUSA TENGGARA TIMUR
2 Organisasi
Rp 170.600.000
Rp 0
Rp 0
2007


17
SULAWESI BARAT
7 Organisasi
Rp 725.666.800
Rp 0
Rp 0
2007


18
SULAWESI SELATAN
5 Organisasi
Rp 608.400.000
Rp 0
Rp 0
2007


19
SULAWESI TENGAH
1 Organisasi
Rp 122.200.000
Rp 0
Rp 0
2007


20
SULAWESI TENGGARA
1 Organisasi
Rp 79.020.000
Rp 0
Rp 0
2007


21
SULAWESI UTARA
6 Organisasi
Rp 650.800.000
Rp 0
Rp 0
2007


22
SUMATERA BARAT
2 Organisasi
Rp 248.860.000
Rp 0
Rp 0
2007


23
SUMATERA SELATAN
4 Organisasi
Rp 454.400.000
Rp 0
Rp 0
2007


24
SUMATERA UTARA
8 Organisasi
Rp 937.400.000
Rp 0
Rp 0
2007


Total
179 Organisasi
Rp 21.926.794.300
Rp 0
Rp 0










PROFILE LM 3
1.


Tentang LM3

:: Sejarah

:: Kriteria

:: Sistem & Prosedur

Data LM3

:: LM3 per Daerah

:: Perkembangan

Profil LM3

BERITA

ADMINISTRASI

www.deptan.go.id
agribisnis.deptan.go.id
Profil "Pondok Pesantren Jabal Rahmah"
Nama OrganisasiPondok Pesantren Jabal Rahmah
PimpinanTengku M. Yusuf Manani
Bidang Usaha- Tanaman Pangan- Peternakan- Perkebunan
Jumlah Anggota231 Orang
Omset Tahun IniRp 0
Omset Tahun LaluRp 0
Produk UnggulanPadi
Tahun Berdiri2000
AlamatNgarai Kota Baru Kecamatan Sungai TarabTANAH DATAR, SUMATERA BARAT
Potensi Galeri Foto
Pondok Pesantren Jabal RahmahNagari Koto Baru, Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat

Saiyo Sakato Bersama Masyarakat Hasil panen ternyata bisa membantu kehidupan pesantren, termasuk guru dan karyawan lainnya. Tanggal 27 Maret 2000, merupakan tanggal bersejarah bagi Nagari Koto Baru, Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar. Karena pada saat itu telah didirikan pesantren yang diberi nama Jabal Rahmah.
Kehadiran pesantren yang namanya diambil dari salah satu bukit tempat pertemuan Nabi Adam As, ini diharapkan bisa menjadi benteng dari derasnya arus globalisasi dunia yang semakin kuat mempengaruhi generasi muda Islam. Pesantren ini pun memiliki misi bisa meminimalisasi kurangnya pemahaman dan pengamalan ajaran Islam dan kondisi ekonomi yang makin sulit sehingga banyaknya generasi muda Islam yang putus sekolah dan tak mampu melanjutkan ke sekolah tingkat yang lebih tinggi. Keinginan mendirikan pondok pesantren tersebut mendapat dukungan dari masyarakat Nagari Koto Baru yang merupakan salah satu Nagari di wilayah Kecamatan Sungai Tarab dengan luas 417 Hektare. Pesantren ini berada di lereng Gunung Merapi atau sering disebut jorong Aia Manumbuak Batu (AMB) yang memiliki pemandangan indah.
Adalah Abuya Tgk Yusuf Manani yang mendirikan Jabal Rahmah. Dibantu anak, menantu serta kerabat, serta masyarakat sekitarnya, mereka bersama mengelola dan terlibat dalam proses belajar dan mengajar di pondok pesantrennya. Sejak berdirinya pondok Jabal Rahmah ini, pimpinan beserta keluarga dan masyarakat menetapkan visinya selama 7 – 10 tahun ke depan. Yaitu dengan “mengembangkan lembaga pendidikan islam yang mandiri, melahirkan lulusan berkualitas dan berkepribadian muslim yang menguasai dan memahami segala ajaran islam“. Sementara itu, tujuan pesantren adalah membantu terciptanya kesejahteraan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat yang berlandaskan ajaran Islam dan adat istiadat yang bersandikan syara-syara Kitabullah. Dalam mewujudkan visi, tujuan dari pesantren Jabal Rahmah tersebut, pimpinan menuangkan ke dalam tiga program kerja. Yaitu program kerja jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
Ada enam program kerja jangka pendek. Yaitu dispensasi bebas bayaran terhadap anak yatim piatu dan anak dari keluarga miskin, santunan makanan dan pangan terhadap anak yaitim dan fakir miskin, pendidikan khusus agama dan ilmu pengetahuan, keterampilan khusus bagi santri yang berbakat, menyelesaikan bangunan rumah sekolah, mushola, asrama dan air bersih melalui ledeng/ pipa yang diambil dari mata air, dan yang terakhir yaitu melaksanakan budidaya tanaman palawija, Ada beberapa pepatah dan pituah yang patut direnungkan. Petuah ini diucapkan pimpinan pondok pesantren atau sering disebut dengan abuya, dalam membina dan membimbing pesantren ini sehingga berkembang terus. Yaitu “saiyo sakato” = seiya sekata; “bule aiy de pembuluh, bule kate de mupake”= bulat air karena bambu, bulat kata karena mufakat, serta kemauan yang kuat dari pimpinan tunggal yang tinggi dan luas wawasanya dalam mewujudkan cita-citanya. Dimana ada kemauan, pasti ada jalan
Jumlah santri tahun ini tercatat 231 orang yang terdiri dari tingkat MI sebanyak 94 orang, tingkat Mtsn sebanyak 111 orang dan tingkat MA sebanyak 25 orang. Dalam mengembangkan pola pendidikannya, salah satu terobosan yang dilakukan adalah membiasakan para santri untuk melakukan praktek langsung. Dalam hal sosialisasi, misalnya, setiap santri yang belajar di pesantren ini selama tiga bulan pertama diwajibkan melakukan ceramah agama dengan bimbingan dari ustadz. Bersama masyarakat, para santri juga mengolah lahan pertanian baik dalam bentuk sewa maupun dipinjamkan masyarakat untuk diolah. Dalam pembangunan pesantren peran masyarakat memang sangat tinggi. Baik bersifat moril maupun material.
Usaha tanaman pangan yang dilakukan, antara lain, mengolah tanaman padi pada lahan 1,5 Hektare. Kini sudah memasuki tiga periode tanam. Per tahun bisa panen dua kali, dengan rata-rata panen lima ton. Produksi lain ada tembakau, tanaman sayur yaitu buncis, cabe, tomat, dan jahe. Untuk cabe, rata-rata pertahun produksinya 3,4 ton dengan luas tanam 0,5 Hektare. Produksi tomat, pada 2006 ini sampai 60 ton, pada lahan 1,5 Hektare. Sedangkan untuk jahe, dengan rata-rata luas tanaman 0,5 Hektare, produksi rata-rata mencapai 10 ton pertahun. Di bidang peternakan, komoditinya juga terlihat ada perkembangan. Dari 1 ekor kambing sekarang menjadi 5 ekor. Secara nominal, pada tahun 2005 hasil panen tembakau mencapai Rp.9.900.000. Tanaman jahe sebesar Rp.17.500.000.- dan buncis sebesar Rp.5.700.000,- kemudian bulan Mei lalu mereka juga sudah panen tembakau sebesar Rp.4.500.000.- Tomat Rp,.1.625.000.- Dan buncis sebesar Rp.2.725.000-. Meski belum besar, tapi upaya-upaya itu membuat kehidupan pesantren ini sangat terbantu. Termasuk untuk membayar gaji guru dan karyawannya. Selama ini, jika mengandalkan bantuan pemerintah, kehidupan pesantren agak sulit apalagi untuk menutupi biaya operasional para guru dan kehidupan lainnya di pesantren. Sampai saat ini, baru sekitar Rp. 63 juta bantuan dari pemerintah. Yaitu, sebesar 10 juta dari Pemda Tanah Datar pada tahun 2004, Rp 20 juta pada 2005 dari Departemen Agama dan bantuan dana BOS. Sementara honor guru yang harus dibayarkan per tahun (2005) tercatat sebesar Rp 160.754.000.-. Terdiri dari honor kesejahteraan guru, operasional pendidikan, serta pembangunan dan pengembangan prasana lainnya. Disamping juga mereka juga memperoleh bantuan dari masyarakat lainnya baik dalam bentuk zakat maupun sumbangan lainnya dari para donatur.


INDEX BERITA
Minggu, 09 September 2007
Mendorong tumbuhnya LM3

Jumat, 18 Mei 2007
Pondok Pesantren Uswatun Hasanah Kayeli Maluku Jadi 'Motor' Agribisnis Warga

Rabu, 20 Desember 2006
Masa Depan Pertanian Indonesia, Sebuah Catatan dari Jepang oleh Ubedilah Badrun



2.


Tentang LM3

:: Sejarah

:: Kriteria

:: Sistem & Prosedur

Data LM3

:: LM3 per Daerah

:: Perkembangan

Profil LM3

BERITA

ADMINISTRASI

www.deptan.go.id
agribisnis.deptan.go.id
Profil "Kelompok Agribisnis Mardika, Gereja Bet el uel"
Nama OrganisasiKelompok AgribisnisMardika, Gereja Bet el uel
PimpinanPdt. Adriana Malelak Tanggela, S.Th
Bidang Usaha- Tanaman Pangan- Hortikultura- Peternakan- Perkebunan
Jumlah Anggota354 Orang
Omset Tahun IniRp 0
Omset Tahun LaluRp 0
Produk UnggulanBudidaya Jagung
Tahun Berdiri2000
AlamatDesa Nunkurus, Kecamatan Kupang TimurKOTA KUPANG, NUSA TENGGARA TIMUR
Potensi Galeri Foto
Kelompok Agribisnis Mardika, Gereja Bet el uelDesa Nunkurus Kecamatan Kupang Timur Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur
Membangun Kemakmuran dengan Jagung Di sini, jagung layaknya sebuah tambang emas. Jika dikelola dengan baik, akan mampu mengaliri seluruh kehidupan di sekitarnya. Tangannya tampak sibuk memipil jagung. Ada sekitar tiga ton siap dikirim pada pemesannya. Sementara tak jauh dari pekarangan rumahnya yang luas, tempat memipil jagung itu, tampak lahan jagung yang sedang dipanen. "Hanya kerja keras seperti inilah kita bisa bangkit dari kemiskinan",ujar Zet Malelak, Ketua Kelompok Agribisnis Mardika di wilayah jemaat Bet El Uel Klasis, Kupang Timur. Siang itu, meski cuaca panas, sang pendeta tampak tak peduli. Tangannya terus memipil jagung. Tanaman palawija yang satu ini sungguh ‘membius’ putera Kupang yang berhasil menggaet gelar MSi dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta ini. Filosofinya sederhana. Jagung bisa tumbuh pada lahan kering, tanpa air mengalir, bahkan di saat hujan tak tu-run. Karena itulah, jagung bisa diandalkan sebagai sumber penghasilan di saat sulit. Begitu istimewanya jagung, sehingga sosok Zet Malelak, menyebutkan bahwa jagung memiliki banyak hal. Salah satunya, adalah spritiualitas yang mengajak seluruh jemaat untuk bekerja keras, membelah bumi. Dan ajaran ini tak berhenti pada kerohanian saja, tetapi pada kemanusiaan. Tapi menghadirkan jagung di daerahnya itu ternyata tak mudah. Ada romantika yang patut diambil hikmahnya. Zet Malelak ini dikenal sebagai dosen desa. Pasalnya, ka-rena kebiasaannya berjalan dari kampung ke kampung di pelosok desa menggelar pengajaran. Mengajak jemaatnya untuk membebaskan diri dari kemiskinan. Kemiskinan inilah yang mendorongnya berjalan tanpa lelah dari kampung ke kampung, mengajak jemaatnya bangun dari tidurnya, membuka selimut dirinya dan berjalan mencari kerja. “Hanya kerja keraslah yang akan membebaskan mereka dari kemiskinan,” katanya menegaskan.
Pada awalnya, Desa Nunkurus ini adalah daerah kering tanpa air mengalir. Musim kemarau sangat panjang, tak ada hujan sampai berbulan-bulan. Bayangkanlah, bagaimana tanaman bisa tumbuh dalam kondisi lahan seperti itu? Bagaimana manusia bisa hidup? Ujar Zet Malelak mengenang. Sementara, belum banyak program yang dikucurkan di agrosistem lahan kering. Perhatian pemerintah di tahun-tahun yang lalu lebih banyak bermain di lahan basah. Tapi, kondisi itu tak membuat sosok yang bersuara lan-tang patah arang. Zet Malelak, melihat sisi lain sebagai faktor pendukung. Yaitu air tanah yang biasa muncul pada tempat-tempat tertentu di lahan kering. “Faktor potensial ini merupakan kekuatan lahan kering yang harus diefektif kan,” tambahnya. Tapi, untuk menyedot dan mengalirkan air tanah, butuh pompa, dan pompa ini butuh bahan bakar. Sementara, untuk menghadirkan bahan bakar dari Kupang ke desa ini ada romantikanya tersendiri. Bukan persoalan yang gampang. Ada aturan yang tidak membenarkan membeli bahan bakar dengan jerigen. Konon, berkali-kali mereka dicegat polisi, hanya karena membawa bahan bakar un-tuk menghidupkan pompa, untuk mengalirkan air bagi tanaman, untuk produksi jagung. Ironis, dengan segala kesulitan itu, haga bahan bakar jadi melambung Rp.1000,- lebih mahal per liter. Belum lagi untuk membeli satu jeri-gen bahan bakar ini diperlukan surat dari kecamatan agar tidak ‘berkelahi’ dengan polisi. Perjuangan itu hanya untuk air tanah. Yaitu sumberdaya alam yang penting di lahan kering. Sehingga di sana bisa tumbuh jagung, kacang hijau, dan lain sebagainya. Diversifikasi usaha. Jagung sebagai tanaman utama, dan menjadi nilai tambah serta memberikan efek ganda. Karena kambing, sapi, ayam dan perikanan ikan bandeng tambak ikut berkembang bersama jagung.
Untuk mempermudah kegiatan operasional itulah, maka pada 2001, dibentuklah kelompok Agribisnis Mardika Gereja Bet El Uel. Kini memiliki pengurus inti 20 orang. Kehadirannya diharapkan bisa menghadapi berbagai persoalan, seperti yang disebutkan tadi. Sehingga petani dalam perjuangannya menghasilkan pangan, dapat lebih memperoleh kemudahan dan pelayanan. Dalam kegiatannya kelompok melibatkan seluruh masyarakat tani di wilayah ini. Pada tahun-tahun pertama kegiatan kelompok hanya melayani kegiatan petani setempat. Namun, tak lama kemudian, usaha ini juga melayani permintaan bantuan masyarakat di wilayah lain. Sekitar 99 persen jemaat di Gereja Bet el uel pendapatan ekonominya bersumber dari kegiatan usaha tani. Untuk tujuan inilah mengapa Zet Malelak menjadi orang yang dijuluki dosen desa. Tujuannya satu bertemu dengan mereka yang melangkah dalam gelapnya jalan setapak, sambil menyalakan lilin spriritulitas, Yang diletakan pada awal. Dan melayani semua hal yang mereka butuhkan. Kegiatan yang dilakukan kelompok, antara lain pembuatan batako, simpan pinjam, kredit pupuk, obat-obatan dan benih, pertambakan ikan bandeng di lahan kering, budidaya jagung, padi, kacang hijau dan sayur-sayuran, penggilingan padi, dan bengkel kerja. Dalam melaksanakan berbagai kegiatan, pola yang dipakai ada berbagai pola pinjam sarana pengembalian bentuk natura hasil produksi yang menguntungkan bagi kedua belah pihak. Dengan pola seperti itu, kelompok mampu mengembalikan kredit UKM Depkop. Secara keseluruhan SDM jemaat Gereja Bet el uel terdiri dari 354 orang. Sekitar 80% SD, 20% SMP dan SMA. Sebagian besar jemaat ini pernah mengikuti kursus pertanian, peternakan, dan perikanan. Kondisi ini, jelas merupakan modal yang sangat luar biasa untuk meningkatkan produktivitas usaha-usaha pertanian. Tetapi untuk penguatan kelembagaan usaha agribisnis yang berdaya saing, mereka tampaknya masih sangat membutuhkan pelati-han-pelatihan. Contohnya, pelatihan khusus manajemen usaha, peningkatan pelayanan di sarana produksi, koperasi simpan pinjam, dan kepemimpinan. Intinya adalah memahami apa sebernarnya yang dibutuhkan. Petani sebagai petani yang sudah sejak dahulu kala secara naluri telah menjalankan kewajiban alamiahnya yaitu mengolah tanah, memanfaatkan air, bekerja sama dengan alam untuk menghasilkan barang-barang yang diperlukan, utamanya adalah bahan makanan.
Pekerjaan - pekerjaan yang dikerjakan ini, sejak dulu sampai sekarang tidak pernah berhenti. Kini, jagung telah tumbuh. Di lahan kering ini, mereka punya mimpi jagung tumbuh dimana-mana. Bagi mereka, tanpa LM3 pun sudah dan akan tetap tumbuh terus. Diharapkan program ini dapat menjadi inspirasi dan menjadi energi pendobrak kemacetan berpikir ketika menghadapi kendala yang tidak dapat dipecahkan. Contohnya, alat mesin pertanian, dana bantuan dan lainlainl dari program LM3, ini akan memperkuat kelembagaan agribisnis Indonesia karena sangat dibutuhkan masyarakat. Pada lahan yang ‘’sulit’’ ini, dibutuhkan kekuatan, juga spriritualitas. Terus terang saja, faktor kemiskinan sangat berpengaruh pada kehidupan. jika kemiskinan terbelenggu, tidak tersalurkan, maka dia akan meledak menjadi persoalan-persoalan sosial. Orang miskin dan la-par tidak bisa menunggu. Mereka bisa menjadi apa saja, menjadi pencuri, menjadi wanita tuna susila, atau kesesa-tan-kesesatan lainnya yang tak pernah dibayangkan oleh kita sebagai manusia.
Jagung ini kini punya bargaining power! Apalagi jika bukitbukit ini penuh dengan penuh jagung yang di dalamnya ada kehidupan lain. Karena dibalik jagung, ada kacang hijau, ada rumput, ada sapi, ada kambing, ada pupuk dan masih banyak lagi. Satu contoh saja, dalam 1 ha jagung punya nilai tambah. Yaitu 1,8 ton rumput yang dapat menjadi makanan ternak. Dengan semua itu, tak ada lagi kemiskinan. Prasyaratnya cuma satu. Bekerja keraslah, dan belahlah bumi.


INDEX BERITA
Minggu, 09 September 2007
Mendorong tumbuhnya LM3

Jumat, 18 Mei 2007
Pondok Pesantren Uswatun Hasanah Kayeli Maluku Jadi 'Motor' Agribisnis Warga

Rabu, 20 Desember 2006
Masa Depan Pertanian Indonesia, Sebuah Catatan dari Jepang oleh Ubedilah Badrun



UNIT PELAKSANA TEKNIS LM 3

Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) adalah Perguruan Tinggi Kedinasan di lingkungan Departemen Pertanian, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Pertanian. Pembinaan teknis akademik STPP dilakukan oleh Menteri Pendidikan Nasional dan pembinaan teknis operasional dilakukan oleh Menteri Pertanian melalui Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian. Dalam melaksanakan tugas, STPP dipimpin oleh seorang Ketua dan sebuah STPP mempunyai tugas melaksanakan dan mengembangkan program pendidikan profesional di bindang ilmu-ilmu pertanian khususnya penyuluhan pertanian dan peternakan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, STPP menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan dan pengembangan program pendidikan profesional penyuluhan pertanian dan peternakan;
b. pelaksanaan penenlitian terapan penyuluhan pertanian dan peternakan;
c. pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat;
d. pelaksanaan pembinaan sivitas akademika dan hubungannya dengan lingkungan;
e. pelaksanaan administrasi umum, akademik dan kemahasiswaan.

:: Struktur Organisasi STPP :: Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Medan - Sumut Jl. Binjai Km. 10 Tromol Pos 18 Medan 20002 Tel: (061) 8451544 :: Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Bogor - JabarJl. Cibalagung No. 1 Bogor - Jawa Barat Tel/Fax: (0251) 312386 :: Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Magelang - JatengJl. Magelang Kopeng Km. 7 Kotak Pos 55 Magelang - Jateng Tel: (0293) 313032 / Fax: (0293) 364188STPP Magelang Jurusan Penyuluhan PertanianJl. Kusumanegara No. 2 Jogjakarta 55167 Tel: (0274) 373479 / Fax: (0274) 375528 :: Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Malang - JatimJl. Dr. Cipto No. 144-A Bedali - Lawang Jawa Timur 65200Tel: (0341) 427771 - 427772 - 427773 - 427379 / Fax: (0641) 427774 :: Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Gowa - SulselJl. Malino Km. 7 Borongloe - Gowa Sulsel 1427 Tel: (0411) 861127 :: Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Manokwari - Papua BaratJl. SPMA kp. 143 Manokwari - Irian Jaya Barat 98301 Tel: (0986) 211993 / Fax: (0986) 213223



Nomor : Jakarta, Maret 2008
Lampiran : 2(dua) lembar
Perihal : Sosialisasi program LM3 Ditjen PPHP

Kepada Yth.
1. Kepala Dinas lingkup Pertanian Propinsi
2. Kepala Dinas lingkup Pertanian Kabupaten/Kota
di
Seluruh Indonesia


Diberitahukan bahwa, seperti pada tahun-tahun yang lalu dalam rangka pemberdayaan dan pengembangan usaha pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian pada Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3), pada tahun 2008 Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian akan memfasilitasi beberapa LM3 yang berpontesi dan berminat untuk mengembangkan usaha di bidang usaha pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian.

Untuk itu, mohon bantuan Saudara kiranya dapat mensosialisasikan program tersebut serta melakukan identifikasi awal kepada LM3 di wilayah Saudara. LM3 yang memenuhi kriteria terlampir dapat mengajukan proposal usaha di bidang pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian sesuai outline proposal terlampir.

Proposal yang memenuhi syarat akan dilakukan kajian (desk analysis) dan verifikasi lapang serta seleksi sebagai calon penerima bantuan tahun 2008. Proposal dan dokumen lainnya agar dikirimkan paling lambat 30 April 2008, ditujukan kepada :

Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian
Kanpus Dep. Pertanian Gedung D Lt. 2
Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jakarta Selatan
Telp/Fax : 021-7816185, 78842572, 7827275.

Untuk informasi yang lebih rinci, dapat menghubungi Sekretariat LM3 Ditjen PPHP No. Telp. 7827275, 78842572 atau 7815380 ext. 5334, 5220.

Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.

Direktur Jenderal,





Prof. DR. Djoko Said Damardjati
Tembusan Kepada Yth. NIP. 080 026 883
Bapak Menteri Pertanian (sebagai laporan)
PASCA PANEN, PENGOLAHAN DAN PEMASARAN
HASIL PERTANIAN TAHUN 2008

KRITERIA ADMINISTRASI


1. Mempunyai kepengurusan dan alamat yang jelas
2. Mempunyai akte pendirian
3. Mempunyai warga/anggota binaan lebih dari 100 orang
4. Mengajukan proposal kegiatan usaha agribisnis
5. Proposal bidang pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian disampaikan kepada Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian dengan cara :

· Proposal dari LM3 yang diketahui oleh Dinas yang membina komoditi yang bersangkutan di Kabupaten/Kota disampaikan melalui Dinas lingkup Pertanian Provinsi
· Proposal dari LM3 disampaikan oleh Dinas yang membina komoditi yang bersangkutan di Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Dinas lingkup Pertanian Provinsi.
· Proposal yang diketahui oleh Dinas yang membina komoditi yang bersangkutan di Kabupaten/Kota disampaikan langsung oleh LM3 yang bersangkutan kepada Ditjen PPHP dengan tembusan kepada Dinas lingkup Pertanian Provinsi.

KRITERIA TEKNIS PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN


1. Mempunyai usaha atau menumbuhkan usaha di bidang agribisnis khususnya penanganan pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian
2. Mempunyai lahan atau prasarana untuk pengembangan usaha
3. Mempunyai sumber atau jaminan ketersediaan bahan baku
4. Mempunyai jejaring kerjasama usaha dengan masyarakat sekitarnya dan atau mitra usaha
5. Memiliki sumberdaya manusia dan manajemen khusus yang menangani usaha penanganan pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian


KRITERIA KOMPETENSI


1. Mempunyai minat untuk mengembangkan penanganan pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian
2. Amanah, terpercaya dan melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya
3. Mempunyai wawasan dan pengetahuan tentang penanganan pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian
4. Mempunyai kapasitas untuk menerima dan mengembangkan Iptek di bidang usaha penanganan pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian
5. Mempunyai tanggungjawab terhadap keberhasilan program
6. Mempunyai kemampuan berbisnis/berusaha


PASCA PANEN, PENGOLAHAN DAN PEMASARAN
HASIL PERTANIAN TAHUN 2008

KATA PENGANTAR

I. PROFIL LM3

1.1 Nama, alamat, telepon, faksimili dan e- mail
1.2 Sejarah dan perkembangan LM3 (tahun didirikan, perkembangan jumlah anggota dll)
1.3 Susunan Pengurus
1.4 Sarana prasarana dan sumberdaya yang dimiliki (termasuk sumberdaya manusia, sumberdaya alam, bangunan, alat dan mesin dll)
1.5 Kegiatan dan usaha yang dilakukan pada saat ini
1.6 Potensi usaha yang dapat dikembangkan

II. RENCANA USAHA YANG DIUSULKAN

2.1 Bidang usaha dan kapasitas usaha
2.2 Lokasi dan gambaran mengenai potensi/kelayakan untuk usaha yang diusulkan
2.3 Rencana produksi dan pemasaran
2.4 Rencana kegiatan, sarana prasarana dan anggaran yang diperlukan serta proyeksi pendapatan usaha
2.5 Pola manajemen usaha (termasuk jika ada rencana kerjasama dengan masyarakat atau pihak lainnya)
2.6 Kelayakan secara finansial, ekonomi dan lingkungan


LAMPIRAN

A. Struktur pengurus/Manajemen usaha
B. Akte Notaris
C. NPWP
D. Dokumentasi/foto-foto kegiatan







BERITA LM3

Rabu, 20 Desember 2006
Masa Depan Pertanian Indonesia, Sebuah Catatan dari Jepang oleh Ubedilah Badrun
Dr. Rudi Lumanto dalam pemaparannya antara lain mengemukakan betapa pentingnya solusi menghadapi masalah pertanian di Indonesia dalam bentuk kepedulian pada petani. Karena itu banyaknya program pemerintah yang memihak petani (bantuan kredit petani, asuransi pendidikan, subsidi benih, bantuan langsung masyarakat dalam bentuk LM3) menjadi solusi yang diharapkan berdampak positif bagi upaya peningkatan produktivitas petani. Hal menarik lain menurut Rudi Lumanto dan sudah dicontohkan Menteri Pertanian Anton Apriantono adalah melakukan pendekatan langsung kepada petani untuk mengetahui secara real kehidupan petani dan apa yang sebenarnya dibutuhkan petani. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk kegiatan langsung Menteri bersama petani, antara lain berkunjung ke rumah-rumah petani bahkan tidur di rumah petani, berpola hidup sederhana, sampai solat subuh berjamaah. Dari sinilah Menteri Pertanian mengetahui langsung persoalan petani yang sesungguhnya sehingga berbagai solusi akan lebih tepat sasaran dan mendorong harapan meningkatnya produktivitas para petani. Bahkan Nomor hand phone Menteri juga diberikan langsung kepada petani. Sehingga laporan dari masyarakat bisa dipantau secara langsung.
Sementara Dr.Ahmad MS mengemukakan bahwa kerangka besar Departemen Pertanian sesungguhnya merujuk pada Visi yang diembannya. Kementerian Pertanian kali ini mengusung visi menjadikan Departemen Pertanian yang peduli terhadap kesejahteraan masyarakat pertanian melalui penyelenggaraan birokrasi yang bersih dalam pembangunan pertanian berkelanjutan. Dari visi ini terdapat tiga hal penting yang menjadi konsentrasi Departemen Pertanian saat ini. Ketiga hal tersebut adalah (1) pentingnya kepedulian terhadap kesejahteraan petani, (2) penyelenggaraan birokrasi yang bersih, dan (3) pembangunan pertanian yang berkelanjutan. Visi inilah yang kemudian diterjemahkan secara lebih operasional dalam bentuk misi dan program kerja Departemen Pertanian.
Dalam konteks kepedulian ini Dr.Ahmad mengemukakan langkah Deprtemen Pertanian (Deptan) dengan meningkatkan anggaran bagi petani sehingga mencapai 500 milyar rupiah untuk tahun 2006 ini. Anggaran ini realisasisnya digunakan dengan rincian 250 milyar untuk dana penjaminan dan 250 milyar digunakan utk subsidi benih. Dengan kebijakan ini petani tidak lagi dibebankan dengan jaminan atau agunan ketika meminjam uang untuk kepentingan pertaniannya. Mengenai birokrasi yang bersih, menurut Dr.Ahmad hal ini dilakukan dengan tidak ada satupun CPNS yg masuk dengan cara KKN, sebab dilakukan secara transparan dan dengan ketatnya seleksi kelulusan melalui tes dan mempertimbangkan CPNS dengan nilai Indkes Prestasi Komulatifnya yang tinggi. Selain itu, pergantian jabatan juga berlangsung dengan menerima masukan dari seluruh lapisan masyarakat melalaui nomor hand phone Menteri. Menurut Dr.Ahmad Saat ini orang-orang di Deptan tidak ada yang ewuh pekewuh karena proses masuknya tidak melalui KKN. Karena prestasi Deptan yg bagus DPR mendukung program Deptan hingga menyetujui anggaran pertanian mencapai 6,7 atau 8, 6 Triliun. Pada tahun 2007 nanti bisa mencapai 10 triliun lebih. Ini angka tertinggi dalam sejarah Pertanian.
Berbagai kebijakan Departemen pertanian sesungguhnya secara operasional diterjemahkan melalui Misi dan Program Departemen Pertanian tahun 2005-2009. Misi Departemen Pertanian menurut Dr.Ahmad adalah untuk periode pembangunan Pertanian 2005-2009 adalah (1)mewujudkan Birokrasi petani profesional dan memiliki integritas moral, (2) mendorong pembangunan pertanian yang tangguh dan berkelanjutan, (3) memfasilitasi terwujudnya ketahanan pangan melalui peningkatan produksi. Sementara untuk program pertanian tahun 2005-2009 adalah (1) meningkatkan ketahanan pangan, (2) meningkatkan ketahanan agrobisnis dan (3) peningkatan kesejahteraan petani. Dr.Ahmad lebih kanjut mengemukakan bahwa untuk mencapai program yang bagus tersebut dibutuhkan Sumber Daya Manusia Pertanian yang unggul yakni yang memiliki kekuatan spiritual, kekuatan intelektual, kekuatan emosional dan kekuatan jasad.
Ketika menjawab pertanyaan masyarakat Indonesia di Jepang mengenai kendala pelaksanaan program, Dr.Rudi Lumanto mengemukakan bahwa ternyata dalam realisasi program LM3 petani menyalahgunakan LM3 antara lain dengan cara bagi-bagi uang antar petani , bahkan tragisnya ada yang untuk hajatan. Oleh karena itu menurut staf khusus Menteri Pertanian ini, salah satu solusi terpenting adalah perlu program peningkatan penyuluh petani.
Sementara menjawab pertanyaan masyarakat Indonesia lainya yang hadir di forum diskusi ISTECS yang diselenggarakan di musim dingin ini Dr.Ahmad mengemukakan bahwa target tahun 2007 antara lain berupaya keras agar lahir Undang-undang & Peraturan Menteri Pertanian yg memihak petani. Program pemberian beasiswa juga mengemuka dalam diskusi yang berlangsung saat musim dingin itu. Untuk tahun 2007 akan diberikan beasiswa khusus bagi anak petani. Selain itu dalam rangka meningkatkan produktivitas petani Deptan juga akan melakukan recruetment tenaga penyuluh kontrak sebanyak 60.000 orang . Untuk tenaga penyuluh ini proses pelamaran tidak ada yang diperkenankan langsung ke Deptan tetapi semuanya harus melalui PO BOX.
Catatan Dari Jepang
Dalam kesempatan tanya jawab dengan masyarakat Indonesia di Jepang, Drh.Pudjiatmoko, Phd (Atase pertanian KBRI Tokyo), mengemukakan bahwa Atase melakukan kerjasama dengan Jepang antara lain dalam bentuk pengiriman trainee pemuda petani Indonesia untuk melakukan magang tani di Jepang. Mereka para trainee tani ini jumlahnya mencapai 50-60 orang pertahun. Kerjasama juga dilakukan selain dengan JAEC juga dengan asosiasi petani di Jepang antara lain diwilayah Fukui, Nigata, Gunma, dan Kumamoto. Para tranee petani ini masih muda dan diharapkan memiliki pengalaman berharga untuk dikembangkan di Indonesia. Menurut alumni Gifu Uiniversity ini, mereka yangg dikirm ke Jepang harus mempunya pengalaman 5 tahun sebagai petani di Indonesia atau memeiliki pengalaman bertani mengikuti orang tuanya. Beberapa alumni trainee tani di Jepang ini menurut Pudiatmoko berhasil melakukan penanaman tomat dengan metode hydroponic di wilayah Lembang-Bandung, Jawa Barat. Produk mereka disebut Japanese tomato dan dipasarkan disejumlah pasar swalayan di Indoensia. Selain itu atase pertanian juga membantu dan memfasilitasi delegasi Indonsia ke Jepang dalam kerjasama dengan lemabaga-lembaga di Jepang, contohnya pengadaan peralatan lalat buah sehingga buah-buahan Indonesia diharapkan bisa masuk ke Jepang.
Jika kita belajar dari majunya dunia pertanian di Jepang, ternyata program pengiriman trainee juga pernah dilakukan pemerintah Jepang di awal abad 20 (?). Pemerintah Jepang mengirim petaninya ke sejumlah negara Eropa dan Amerika. Walhasil kini dunia pertanian Jepang mengalami kemajuan yang mengagumkan. Dalam konteks ini kunjungan tenaga ahli Menteri Pertanian RI ke Jepang merupakan langkah yang strategis untuk mengetahui lebih dekat dunia pertanian Jepang. Bahkan termasuk mengunjungi secara real kondisi para trainee tani yang ada di sejumlah daerah di Jepang. Beberapa hal menarik dari Jepang tentu saja telah ditemukan, tinggal kita berharap agar hubungan anatar Indonesia dan jepang dibidang pertanian mampu membuahkan hasil bagi kemajuan pertanian Indonesia yang memang merupakan negara agraris terbesar di dunia.

BERITA LM3
Jumat, 18 Mei 2007
Pondok Pesantren Uswatun Hasanah Kayeli Maluku Jadi 'Motor' Agribisnis Warga
Pondok Pesantren Uswatun Hasanah berada di desa Kayeli, Kabupaten Buru, Maluku, salah satu daerah yang masuk dalam katagori tertinggal di provinsi itu. Jangan tanya berapa lama perjalanan dari Ambon, ibu kota Maluku. Dari Buru saja, menuju Kayeli penuh liku. Untuk dapat sampai di Desa Kayeli memerlukan waktu 45 menit dengan menggunakan perahu motor.
Dari tubir pantai, Ponpes Uswatun Hasanah dapat segera dijangkau. Jangan bayangkan bangunannya berdiri kokoh. Gedung utama ponpes adalah sebuah masjid kecil, yang lebih mirip surau. Di sinilah aktivitas ponpes berlangsung.
Para santri dari Pondok Pesantren Uswatun Hasanah berasal dari keluarga tani dan masyarakat yang kurang mampu. Dari segi ekonomi, masyarakat dan santri tergolong pada tingkat menengah ke bawah. Dalam bidang agama, masih banyak yang mengaku beragama Islam tetapi belum mau menjalankan kewajiban sebagaimana pemeluk agama Islam. Sedang sebagian lagi adalah mualaf.
Jumlah santri yang bergabung dalam pondok terdiri dari 65 santri TPA (Taman Pendidikan Alquran), 32 santri salafiyah, 45 santri Mts (Madrasah Tsanawiyah), 23 santri SMK, 35 santri Madin (Madrasah Diniyah). Kaum Muslim Kayeli menggantungkan pendidikan anak-anaknya di ponpes ini. Anak-anak yang dahulu tidak mendapat sentuhan pendidikan agama, sekarang telah menyentuh bagi semua lapisan masyarakat. Santri selain dibekali pelajaran umum juga dibekali ilmu kalam, ilmu alat/nahwu, akhlak, tafsir, fikih, tauhid tafsir dan tahfidz. Olah raga dan bertani juga menghiasi kegiatan sehari-hari para santri.
Tenaga pengajar terdiri dari tujuh guru tetap dan delapan guru tidak tetap yang merupakan lulusan dari perguruan tinggi baik swasta maupun negeri. Sebagian mereka datang ke Kayeli karena betul-betul ingin mengabdi, karena gaji yang diberikan tak sebanding dengan dana yang mereka keluarkan.
Karena masyarakat di desa Kayeli ataupun dusun yang lainnya tingkat ekonominya masuk dalam katagori menengah kebawah maka dalam pelaksanaan kegiatan belajar santri tidak dibebankan biaya. Adapun pembiayaan pondok berasal dari usaha-usaha yang dilakukan santri, donatur, dan juga pimpinan pondok.
Belum masuknya listrik ke Desa Kayeli ini tidak menjadi hambatan untuk para santri untuk belajar dalam menggapai masa depan. Mereka tetap semangat melakukan tugas mereka sebagai santri mulai dari mengengerjakan tugas hingga menghafal Alquran walupun hanya dengan lampu pelita. Selama ada keinginan kuat untuk maju, maka kita akan maju, ujar Kalaman Bugis SAg, sang pimpinan pondok.
Itu pula sebabnya, keterbatasan fasilitas bukan menjadi halangan bagi mereka. Misalnya, ketiadaan bangunan kelas disikapi para pengelola pondok dengan menyelenggarakan pendidikan di luar ruangan. Para santri terbiasa belajar atau praktik di tepi pantai atau di bawah pohon bersama tenaga didik.Salah satu usaha yang dilakukan oleh sarjana agama jurusan bahasa arab lulusan Institut Agama Islam Negri Makasar (IAIN) ini adalah usaha pengembangan agribisnis. Komoditi yang dikembangkan adalah kakao ( Theobroma cacao ) dan jarak pagar ( Jathropa cinensis ). Usahanya ini pula yang membawa ponpes Uswatun Hasanah menjadi salah satu Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3) dibawah naungan Direktorat Jenderal Pengolahan Pemasaran Hasil Pertanian, Departemen Pertanian. Pondok diharapkan dapat menjadi agen pembangunan agroindustri pedesaan yang berada di Pulau Buru khususnya, ujar Hairia, pendamping LM3.
Bahkan, agribisnis pondok kini jadi penggerak ekonomi masyarakat sekitarnya. Pondok Pesantren Uswatun Hasanah kayeli bekerjasama dengan para santri, alumni, masyarakat di sekitar pondok untuk menggunakan dana yang diberikan oleh Dirjen PPHP mengembangkan tanaman jarak pagar ini. Minat masyarakat sangat tinggi untuk bergabung bersama dalam dalam kegiatan pondok, tambah Hairia. Sebagai kelanjutan dari program agribisnis pondok adalah dengan menjalin kerja sama dengan salah satu perusahaan pengadaan mesin pengolahan jarak pagar menjadi biodisel. Dengan kerja sama itu, kini pondok telah memiliki mesin filter dan penyaring biji jarak serta mesin pembuatan biodisel. Mohon doa dari para pembaca semua semoga kami dapat maju bersama mengangkat derajat kualitas hidup di desa-desa tertinggal dan mampu memutuskan ketergantungan pada bahan bakar fosil, ujar Hairia.
BERITA LM3
Rabu , 30/05/2007
Departemen Pertanian Alokasikan Rp 250 Miliar
Departemen Pertanian (Deptan) tahun ini akan memfasilitasi sebanyak seribu unit lembaga mandiri yang mengakar (LM3) di seluruh Indonesia.Untuk itu, tahun ini telah dialokasikan dana sebesar Rp250 miliar. ��Dana diambilkan dari dana APBN dan merupakan dana hibah,� ujar Menteri Pertanian (Mentan) Anton Apriyantono di Jakarta, kemarin.
Mentan menjelaskan, pada awalnya pengembangan LM3 ini dilakukan sejak diterbitkannya Surat Keputusan (SK) Bersama antara Menteri Pertanian dan Menteri Agama No 346 dan No 94 Tahun 1991.LM3 merupakan pondok pesantren. Namun, sejak 1996,sasaran pembinaan LM3 lebih dikembangkan lagi, seperti seminari,paroki,pasraman, wihara,dan subak. Sebelumnya,tuturAnton,pemerintah juga telah memfasilitasi sekitar 400 unit LM3 yang tersebar di seluruh Indonesia. Pada 2006, LM3 yang difasilitasi mencapai 338 unit. Banyaknya LM3 yang akan difasilitasi itu tak lepas dari keberhasilan pondok pesantren dan lembaga kemasyarakatan lainnya dalam pengembangan agrobisnis. Program ini sangat bermanfaat bagi masyarakat.LM3 ini sangat mendorong untuk usaha agrobisnis. Pondok pesantren bisa mandiri,masyarakat sekitarnya juga bisa belajar dari program ini,�paparnya. Menurut Mentan, lembaga masyarakat yang ingin mendapatkan dana dari program ini agar segera mengajukan proposal kepada Dinas Pertanian setempat. Dari proposal itu,akan dilihat apakah layak mendapatkan bantuan atau tidak. Mentan menambahkan, program ini sangat diminati masyarakat. Sebab, hingga saat ini, proposal yang masuk sudah sekitar 4.000. Dari jumlah proposal sebanyak itu akan dipilih 1.000 proposal saja. Tapi jangan khawatir, program ini akan berlangsung terus selama saya berada di kabinet. Setiap tahun, saya menargetkan seribu unit LM3 yang mendapat dana dari program ini, ujar Mentan. Pada kesempatan itu, Mentan juga menyatakan,bantuan permodalan ini hanya akan diberikan satu kali untuk tiap lembaga. Setiap lembaga akan diberikan dana sekitar Rp100 juta hingga Rp350 juta, tergantung dari jenis usaha dan kebutuhannya. Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Deptan Ato Suprapto menambahkan, pihaknya telah menetapkan kriteria untuk lembaga masyarakat yang mengajukan diri mendapatkan dana LM3 ini.
Salah satu kriteria itu adalah lembaga itu harus mempunyai pengurus dan memiliki lapangan usaha. Ato mencontohkan,sebuah lembaga harus memiliki sejumlah lahanpertanianataupeternakanagar mendapatkan dana itu. Jika lembaga tersebut tidak memiliki lahan maupun pengurusnya, tidak akan diberi dana.





Tidak ada komentar: